Selasa, 02 Juni 2009

foto icha

Usut Kasus Salah Tangkap, Imparsial Akan Datangi Mabes Polri

Sabtu, 30 Agustus 2008 | 14:34 WIB

JAKARTA, SABTU - Lembaga yang concern atas persoalan HAM, Imparsial berencana akan mendatangi Mabes Polri, Jakarta, Selasa (2/9) mendatang. Kedatangan ke Mabes Polri, untuk menyampaikan pernyataan sikap dan meminta penjelasan atas kasus salah tangkap terhadap 3 orang yang dituduh telah melakukan pembunuhan terhadap seorang warga Jombang, Asrori.

"Kami akan datang ke Mabes Polri hari Selasa depan, untuk menanyakan apa betul yang dilakukan sudah sesuai prosedur. Karena, dalam banyak kasus polisi selalu berdalih seperti itu. Kasus Asrori ini bukan satu-satunya, hanya puncak dari gunung es atas banyak kasus serupa. Kami yakin, masih ada kasus-kasus lainnya. Sebab, ada kesalahan pada criminal justice system kita," kata Managing Director Imparsial, Rusdi Marpaung, Sabtu (30/8).

Polisi, kata Rusdi, harus mengusut siapa yang menjadi penyidik dan menangani kasus tersebut. Pelaku atau oknum polisi tersebut harus diproses sesuai hukum. Secara kelembagaan, komisi-komisi yang selama ini melakukan pengawasan, seperti Komisi Kepolisian Nasional, Komisi Kejaksaan dan Komisi Yudisial juga dikatakan Rusdi harus bergerak.

"Karena komisi-komisi tersebut punya hak untuk memeriksa. Kesalahannya sudah berjenjang, bukan hanya di polisi. Sebab, sudah ada yang divonis," ujar Rusdi.Terhadap 3 lembaga yang menjadi tiang dalam penegak hukum, yaitu kepolisian, kejaksaan dan kehakiman, menurut Rusdi harus dilakukan evaluasi mendalam.

"Kasus salah tangkap ini serius sekali. Apalagi dalam konteks yang hukumannya berat, di atas 5 tahun penjara. Bisa kita bayangkan, bagaimana kalau aparat salah tangkap kemudian vonis yang dijatuhkan hukuman mati? Apa bisa mengembalikan nyawa orang yang sudah meninggal?," ujarnya.

Inggried Dwi Wedhaswary

Kasus antasari-Rani


Seorang caddy bernama Rani Juliani muncul ke permukaan begitu kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen mulai terkuak. Sebuah blog yang diduga miliknya langsung terkenal.

Blog yang beralamat di rani-juliani.blogspot.com tadinya sepi. Meski, hanya ada dua posting masing-masing pada tanggal 25 November 2008, blog itu langsung ramai diserbu komentar.

Rani memasang fotonya saat berambut panjang dan tengah mengenakan bandana warna merah putih dengan t-shirt putih pendek dan rok kotak-kotak warna cokelat. Ia memperkenalkan diri sebagai seorang gadis yang manis.

Seperti dilansir Warta Kota, Minggu (3/5), sekitar dua tahun lalu Rani pamit dari dunia caddy agar bisa konsentrasi kuliah. Namun, Rani ternyata tak sepenuhnya berhenti menjadi caddy. Dia hanya beralih menjadi caddy freelance, yakni caddy yang hadir di lapangan golf atas permintaan pegolf.

Rumah Rani di Kelurahan Panunggangan Utara, Pinang, Kota Tangerang, masih tertutup rapat sampai kini. Menurut para tetangganya, Rani dan keluarganya meninggalkan rumah tersebut sejak pertengahan Maret lalu atau beberapa hari setelah peristiwa penembakan Nasrudin Zulkarnaen. Mereka berpikir, Rani mengungsi ke kampung asal orangtuanya di Pandeglang, Banten karena sebelumnya sempat berpamitan.

Beberapa tetangga Rani mengatakan bahwa pria berkumis yang belakangan mereka ketahui sebagai Nasrudin Zulkarnaen kerap berkunjung ke rumah Rani. Keluarga Rani, menurut seorang warga Panunggangan, pernah menjelaskan bahwa pria berkumis itu suami Rani.

Menurut penuturan tetangga, Rani dan Nasrudin menikah siri sekitar awal 2008. Tak lama setelah pernikahan, Rani dan keluarganya berlibur ke Bali. Selain itu, Rani punya motor baru dan meneruskan sekolah dengan kuliah di STMIK Raharja.

source:kompas.com